Catatan akhir semester 2 #1



Huaaaahhh akhirnya bisa bernapas dengan lancar dan baik ( lagi ), yeah akhirnya libur juga bisa tidur sepuasnya, mau lebay ahh akhirnya libur juga tapi bakal kangen sama temen – teman. Itu beberapa contoh status teman – teman seangkatan di media social. Sebagian banyak teman mengaku lega dan senang akhirnya semester ini bisa selesai juga. Yah termasuk saya juga hihihi J

Beberapa teman mungkin menyalurkan rasa leganya lewat status di sosial media, saya sendiri memilih sharing pada kakak senior yang sudah bekerja di salah satu stasiun tv swasta.
“Seneng banget kak udah UAS, udah free nih saya”
“Berarti belum professional”
“Maksudnya?”
“Artinya kamu belum siap jadi broadcaster professional”
Saya diam sejenak mendengar ucapannya, saya tahu maksud kakak senior saya itu. Katanya jadwal saya dalam mengerjakan tugas kuliah belum ada apa – apanya bila dibanding dengan jadwal kerjanya yang memang ngga ada alias ngga teratur, tapi ditengah jadwal kerjanya yang ngga teratur itu beliau selalu ada buat saya, hmm maksudnya setiap kali ada yang ingin saya tanyakan beliu pasti akan menjawabnya dengan senang hati. Dengan kata lain saya harus menunjukan muka sedih disaat musim liburan seperti ini  --__--
 Melewati hari – hari dengan sebegitu banyaknya tugas memang membuat saya sedikit penat, Walaupun begitu saya selalu menganggap  semua tugas dari para dosen sebagai challenge dan dari sekian banyak challenge dari dosen ada beberapa yang membuat saya asjfkl alias hectic sendiri, satu dari beberapa itu ngga akan saya lupakan karena membuat satu minggu dalam hidup saya seperti zombie but actually it’s a beginning make me like a zombie hhaha. 

Mata kuliah Vidiografi 

Sang dosen menugaskan kami untuk mereview buku – buku tentang teknik kamera, konon beliau menugaskan mereview buku agar mahasiswanya mau membaca dan memang harus dipaksa seperti ini katanya. Buku yang wajib di review minimal dua buku dan sang dosen merekomendasikan buku karangan Naratama  Rukmandana MENJADI SUTRADARA TELEVISI  ( tahun  2006 ). Oke tinggal cari satu judul buku lagi, batin saya. Kenyataannya buku tentang tekknik kamera sangat sulit untuk ditemukan. Saya sudah mencari di google book,perpus kampus, catalog perpusnas, sampai toko buku dan hasilnya nihil, stress berat pasalnya deadline tinggal dua hari dan tugas bukan hanya dari dosen vidiografi seorang, semua dosen memberi tugas dan selalu waktunya yang sangat terbatas. Tapi mengingat perjalanan saya masih sangat jauh jadilah saya harus bisa memotivasi diri agar tidak sering mengeluh dan tetap semangat. Karena hasil nihil saya sempat berpikiran tidak mengumpulkan tugas tapi saat saya berselancar di internet saya menemukan blog yang ternyata  seorang dosen kampus tetangga, blog tersebut   membahas tentang teknik – teknik kamera, saya juga sempat mengirim email kepada beliau menanyakan buku tentang teknik kamera dan beliau membalas bahwa memang buku yang membahas tentang teknik kamera sangat jarang ditemukan, menurutnya postingan yang beliau tulis di dalam blognya itu membahas tentang teknik – teknik kamera dan silahkan dipelajari. Saya membaca sampai selesai postingan tersebut sampai selesai ( postingan tersebut terbagi memnjadi 3 part ) marem --__--.  Tapi yang diperintahkan kan review buku jadi harus ada sebuah buku kan? Ngga tahu harus ngubek – ngubek dimana lagi saya keburu stress beneran.
H – 1 deadline teman – teman super sibuk mengcopy buku, usut punya usut buku itulah yang  saya dan kiranya teman sekelas butuhkan, yapp buku ke dua tersebut adalah karya  Askurifai Baksin JURNALISTIK TELEVISI TEORI & PRAKTIS ( 2009 ) kompak sekelas mereview buku yang sama! Hmm oke yang penting mengerjakan dan mengumpulkan tugas hhihi. Sepintas buku ini membahas tentang Jurnalistik tv dan bukan teknik kamera, tapi dalam dunia jurnalistik tv tetap butuh perhatian tentang penayangan karena jurnalistik tv sendiri mengacu pada audio visual karena itu teknik kamera di jelaskan juga walau hanya sebatas pengertian dan bagian penting pada pengambilan gambar untuk jurnalistik tv. Daripada ngga ada batin saya.

Kesimpulan saya tentang perihal ini adalah buku tentang kamera ( Vidiografi ) masih langka , ini menjadi peluang yang sangat bagus dan saya sampai berkesimpulan negative thinking berarti para cameramen kebanyakan tidak suka menulis, ini terbukti dengan tidak adanya buku yang serupa atau setidaknya mempunyai misi sama dengan buku karangan Naratama. Ralat maksudnya tidak harus cameramen sih, pokoknya orang yang paham dan tahu betul tentang kamera, tahu tantang bagian, teknik, jenis – jenis dll tentang kamera ( vidiografi ). 
okey, ini baru mata kuliah vidiografi, belum mata kuliah lain yang selalu bikin saya cenat - cenut tapi tetap harus saya nikmati :) keep calm, stay positive thinking and fighting!

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogroll

Blogger templates

Blogger news